Saat KH Musthafa Ya'qub Menjelaskan tentang NU dan Wahabi

Saat KH Musthafa Ya'qub Menjelaskan tentang NU dan Wahabi

 
Salah satu hal yang selalu menjadi perbincangan yang hangat, baik di kehidupan nyata ataupun media sosial adalah isu mengenai NU dan 'Wahabi'. Maka menarik apa yang diungkapkan Kyai Mustafa Ya'qub, sebagaimana mengutip wawancara antara jejakislam.net dengan beliau, bahwa beliau menjelaskan tidak ada pertentangan antara NU dan Wahabi; yang ada adalah perbedaan antara ulama-ulama sumber rujukan NU dengan ulama-ulama sumber rujukan 'Wahabi'.

Kyai yang juga menjadi Rais Syuriah bidang Fatwa PBNU ini pun menjelaskan lebih lanjut, 

Perbedaan ini ada jauh sebelum  NU dan “Wahabi” lahir. Jangankan NU dan “Wahabi”, Imam Syafi’i yang hanya satu orang, bisa berbeda pendapat ketika berada di Baghdad dan Mesir. Antara ulama-ulama mazhab Syafi’i juga bisa berbeda pendapat. Tapi perbedaan itu tidak akan keluar dari dua karakter, pertama, tidak menyebabkan kekafiran dan kedua, perbedaan itu sudah ada sebelum NU dan “Wahabi” ada. Jadi tidak perlu dipermasalahkan. Kalau ada yang mengatakan “Wahabi” itu suka mengkafirkan dan membid’ahkan , maka itu fitnah. Saya belajar “Wahabi” 9 tahun. Di dalam kitab-kitab “Wahabi” tidak ada yang menyatakan selain kelompok “Wahabi” itu kafir. Itu fitnah untuk mengadu domba NU dan “Wahabi”. Dan yang memfitnah itu adalah agen zionis. Kalau ada yang mengatakan Tuhannya bukan Allah, baru itu kafir.

Tak berhenti disitu saja, Imam Besar Masjid Istiqlal ini pun menjelaskan tentang pandangan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari tentang wahabi.

Ketika itu, istilah yang lazim bukan “Wahabi” tapi salafi atau taimi. Banyak pandangan beliau yang sama dengan “Wahabi”. Kitab-kitab beliau banyak merujuk pada kitab-kitab Imam  Ibnu Taimiyyah. Imam Ibnu Taimiyyah itu rujukannya “Wahabi”. Tapi kata beliau, “Banyak salafi-salafi yang palsu.” Palsu karena tidak mengikuti ajaran Imam Ibnu Taimiyyah. Contohnya, mereka menilai orang-orang yang bertawasul dengan nama Nabi Muhammad itu misalnya musyrik atau kafir. Padahal Imam Ibnu Taimiyyah membolehkan itu.

Akhirnya, Prof. Dr. KH. Mustafa Ya’qub yang juga murid kesayangan Syaikh Mustafa al-'Azami ini pun memberi nasehat terkait polemik NU dan 'Wahabi'.

NU dan “Wahabi” tidak ada pertentangan, yang ada perbedaan. Persamaannya banyak dan perbedaannya sedikit. Perbedaannya itu tidak menimbulkan kekafiran dan perbedaan itu tidak terjadi setelah NU dan “Wahabi” ada. Jadi perbedaannya hanya dalam hal furu’iyyah, bukan hal yang prinsip.

Sumber


Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top