Untuk Von Edison Alouisci; Wanita dan Anjing Hitam/Keledai

Untuk Von Edison Alouisci; Wanita dan Anjing Hitam/Keledai

Sikap kritis terhadap suatu paham itu perlu. Namun demikian, sikap kritis itu tak perlu dibumbuhi dengan kebencian yang membabi buta. Akibatnya, justru kita sendiri akan terperosok pada kekeliruan atau kekhilafan.

Adalah Von Edison Alouisci, seorang penulis lepas yang sangat inten terhadap kritik atas keberagamaan salafiyah atau biasa dikenal wahabi. Banyak tulisan-tulisan beliau yang mengkritik habis doktrin wahabi, walau cuma lewat media sosial. Namun lewat itu pula, tulisan itu banyak dikutip oleh website-website ternama, seperti santri.net, muslimedianews, dan lain-lain.

Namun demikian, banyak juga kritik-kritik beliau yang boleh dikatakan hilang kendali. Salah satunya adalah tulisan tentang ‘Wanita sama dengan Anjing dan Keledai’ yang diterbitkan 17 Nopember 2015.

Kritik beliau terlihat amat emosional. Seperti semangat anak muda, kritiknya menyasar kemana-mana yang dengannya pula hilang sikap nalarnya. Dalam kritik itu, beliau mengkritik salah satu fatwa Syeikh Masyhur Hasan Salman, yang menurut dugaannya telah menyamakan wanita dengan anjing dan keledai.

Untuk sebagai gambaran lengkapnya, berikut status emosional Von Edison Alouisci secara lengkapnya.
__________
WANITA SAMA DENGAN ANJING DAN KELEDAI !!
Oleh Von Edison Alouisci
Syekh Masyhur Hasan Salman adalah Ulama wahabi arab saudi,menjelaskan dalam fatwanya bahwa wanita itu sama dengan anjing dan keledai.
Fatwa beliau ini di ungkap di sites AL-MENHAJ link : http://almenhaj.net/makal.php?linkid=327 ( mudah mudahn masih belum di delete).
الشيخ مشهور حسن سلمانِ
هل مرور المرأة أو الطفل أو الشاة بين يدي المصلي هل يبطل الصلاة
السؤال 382: هل مرور المرأة أو الطفل أو الشاة بين يدي المصلي هل يبطل الصلاة أم أنها لا تكون على الوجه التام؟
الجواب: ثبت في صحيح مسلم: {يقطع الصلاة ثلاث، المرأة الحائض والحمار والكلب الأسود}، فهذه الأصناف الثلاثة إذا مرت بين المصلي وسترته تقطع صلاته، وعلى أرجح الأقوال أنها تبطلها، وهذا مذهب الإمام أحمد رحمه الله، والمراد بالحائض : البالغ
وأما ما عدا هذه الأصناف كالصبي والشاة وغيرها، فقد صح عن ابن مسعود قوله: ((إنها تنقص نصف أجر الصلاة)) كما في مصنف ابن أبي شيبة، وقول ابن مسعود هذا موقوف له حكم الرفع، لأنه من أمور الغيب، وقوله هذا يقوي القول ببطلان الصلاة بمرور الحائض والكلب الأسود والحمار، لأن النبي صلى الله عليه وسلم، قد خصها بالذكر بشيء خاص، والله أعلم
Soal No 382: Apakah dengan lewatnya seorang wanita, anak kecil atau kambing di hadapan seorang yang sedang salat akan membatalkan salatnya, atau salatnya itu tidak sempurna?
Jawab: Telah tetap dalam hadis Muslim, “Salat akan terputus dengan lewatnya wanita yang datang bulan, keledai dan anjing berwarna hitam.” Tiga kelompok ini jika lewat dihadapan seorang yang sedang shalat dan menghalanginya maka ia akan memutus salatnya.. Menurut pendapat paling kuat bahwa ia membatalkan shalat. Ini adalah pendapat Ahmad –rh-. Dan yang dimaksud dengan wanita yang datang bulan adalah wanita yang baligh.
Adapun selain tiga golongan ini, seperti anak kecil, kambing dll, telah disebutkan dari Ibnu Mas’ud bahwa “Ia membatalkan separuh pahala shalat.” Seperti dalam Mushannaf karya Ibnu Abi Syaibah. Ucapan Ibnu Mas’ud ini adalah mauqûf yang dihukumi marfû’, sebab ia termasuk urusan ghaib. Dan Ucapannya ini menguatkan pendapat yang mengatakan batalnya shalat dengan lewatnya seorang wanita baligh, anjing warna hitam atau himar/keledai sebab Nabi telah menyebut mereka secara khusus. Wallahu-a’lam
___
Nah..berdasarkan fatwa Syekh Masyhur Hasan Salman, ulama dari Sekte Wahhabi tersebut - wanita disamakan dengan keledai dan ajing! sudah anjing tapi bukan sembarang anjing, harus anjing hitam dalam hal sama-sama membatalkan shalat jika ia lewat dihadapan seorang mushalli.
Fatwa luar biasa, semoga wanita-wanita Salafiyât tertarik dengan fatwa Syekh Salman ini yang menyamakan mereka dengan binatang terdungu dan terjelek 
Kalo begitu Wanita Wahabi adalah anjing hitam dan keledai 
Ini saja.
________

Perhatikanlah status beliau di atas dengan saksama. Begitu geramnya beliau, hingga nalar sehat pun terlewatkan. Sebenarnya, fatwa di atas tidak ada yang masalah. Perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang lewatnya seorang wanita haidh di depan orang yang salat itu lumprah. Hal itu karena ada sebuah hadis yang berasal dari Rasulullah saw.


عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي، فَإِنَّهُ يَسْتُرُهُ، إِذَا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ، فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ، فَإِنَّهُ يَقْطَعُ صَلَاتَهُ، الْحِمَارُ، وَالْمَرْأَةُ،  وَالْكَلْبُ الأَسْوَدُ "، قُلْتُ: يَا أَبَا ذَرٍّ، مَا بَالُ الْكَلْبِ الأَسْوَدِ، مِنَ الْكَلْبِ الأَحْمَرِ، مِنَ الْكَلْبِ الأَصْفَرِ؟ قَالَ: يَا ابْنَ أَخِي، سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي، فَقَالَ: " الْكَلْبُ الأَسْوَدُ شَيْطَانٌ "

Dari Abi Dzarr ra. ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw : ”Apabila salah seorang diantara kalian berdiri salat, maka ia akan terbatasi jika ada sesuatu di depannya (yaitu sutrah) seukuran bagian pelana kendaraan tunggangan/kuda. Bila tidak ada di depannya sutrah seukuran tersebut, maka salatnya akan terputus bila lewat di hadapannya keledai, wanita, dan anjing hitam”. Aku (yaitu perawi : Abdullah bin Ash-Shaamit) berkata : ”Wahai Abu Dzarr, apa bedanya anjing hitam dengan anjing merah dan kuning ?”. Abu Dzarr menjawab : ”Wahai keponakanku, aku telah bertanya kepada Rasulullah saw. sebagaimana yang engkau tanyakan, maka beliau menjawab : ”Anjing hitam itu setan”  [Diriwayatkan oleh Muslim no. 510]

Dari perkataan Rasulullah saw. di atas, tidak ada dari umat Islam yang memahaminya sebagai bentuk penyamaan seorang wanita dengan anjing hitam ataupun keledai. Penulis pernah mendapatkan pemahaman itu, Cuma berasal dari orientalis. Hal itu karena niat busuk orientalis yang hendak melecehkan Islam.

Kesimpulan yang diambil orientalis dengan menyamakan wanita dengan anjing hitam dan keledai dari hadis di atas pun amat lemah. Hal itu mirip seperti dalam pembatal puasa misalnya. Diantara pembatal puasa adalah makan, minum, dan jima’. Lalu, apakah dengan itu, berarti kita akan menyamakan makan dengan jima’ tersebab sama-sama pembatal puasa. Tentu tidak bukan.

Itulah sedikit senggolan manis untuk saudara Von Edison Alouisci. Senggolan ini sengaja saya tulis agar kita tak tabu untuk melihat sebuah perbedaan dan terbiasa dengan sikap lapang dada. Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya. Sungguh kritik yang membangun itu perlu dan kritik yang tetap menjaga nalar dan adab sangat perlu. Wallahu a’lam

Oleh: Ibram Han



Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top