Wahabi Suka Mengkafirkan?

Wahabi Suka Mengkafirkan?

Tak bisa dipungkiri bahwa ada stigma yang selalu melekat pada gerakan puritan wahabiyah bahwa mereka suka mengkafirkan sesama muslim. Gerakan ini juga sering disebut juga dengan gerakan salafiyah atau lebih mudahnya salafi. Padahal sebagaimana diketahui perkara kafir-mengkafirkan bukanlah perkara sepele. Terlebih, Rasulullah saw. dengan keras melarang seorang muslim melempar kata ‘takfir’ dengan sembarangan. Stigma ini pun kadang semakin kentara ketika orang-orang yang berkelindan di dalamnya dengan mudah melontarkan kata ‘kafir’ hanya tersebab perkara yang masih ada syubhatnya. Akibat dari stigma ini, maka tak sedikit orang mencurigai bahkan memusuhi gerakan ini.

Namun benarkah stigma itu?

Untuk membuktikan itu, tentu lebih bijaknya kita merujuk langsung apa yang dikatakan oleh pendiri dari gerakan puritan di atas. Hal yang maklum, gerakan ini dimotori oleh Muhammad bin Abdul Wahab, seorang ulama di daerah Saudi Arabia; yang pemikirannya sering juga dinisbatkan kepada pemikiran Ibnu Taimiyah. Maka berikut adalah perkataan-perkataan Muhammad bin Abdul Wahab terkait ‘kafir-mengkafirkan’ seorang muslim.

1.        Beliau tidak mengkafirkan seseorang hanya didasarkan dzan semata
Muhammad bin Abdul Wahhab berkata, “Barang siapa yang menampakkan keislaman namun kami mengira bahwa dia murtad, prinsip kami adalah tidak mengkafirkannya dengan anggapan (dzan) tersebut, dikarenakan sesuatu yang yakin tidak boleh ditinggalkan hanya karena sesuatu yang tidak jelas (dzan).” (Lihat: Majmu’ Muallafaat As syaikh/Rasaail Syakhshiyyah: 5/ 24)
Beliau juga mengatakan, “Adapun apa yang dituduhkan kepadaku oleh musuh-musuhku bahwa aku mengkafirkan orang hanya karena sesuatu yang tidak jelas (dzan), maka ini adalah kedustaan yang besar, mereka inginkan dari tuduhan ini untuk menjauhkan manusia dari agama Allah dan rasulnya.” (Lihat: Majmu’ Muallafaat As syaikh / Rasaail Syakhshiyyah: 5/ 25).

2.        Beliau tidak mengkafirkan manusia tersebab melakukan dosa besar ataupun dosa kecil
Muhammad bin Abdul Wahhab berkata, “Kami tidak mengkafirkan seorang pun dari kalangan kaum muslimin hanya karena dia melakukan dosa. Aku tidak mengeluarkan mereka dari lingkaran Islam.” (Lihat: Majmu’ Muallafaat As syaikh / Rasaail Syakhshiyyah: 5/ 11).

3.        Beliau tidak mengkafirkan mayoritas umat Islam
Muhammad bin Abdul Wahab berkata, “Adapun metode pengkafiran, maka yang aku kafirkan adalah orang yang mengetahui agama Rasulullah, lalu dia mencaci dan mencelanya setelah dia mengetahui kebenarannya, lalu dia melarang manusia untuk menjalankan syariat Islam ini, lalu memusuhinya. Orang dengan model seperti itu yang aku kafirkan. Namun ALHAMDULILLAH  kebanyakan manusia bukanlah seperti itu”. (Lihat: Majmu’ Muallafaat As syaikh / Rasaail Syakhshiyyah: 5/ 25).

4.        Penjelasan beliau tentang siapa muslim
Muhammad bin Abdul Wahhab berkata, ”Saya bersaksi dengan nama Allah, dan Allah lebih tahu keadaan hati aku, bahwa siapa saja yang bertauhid kepada Allah, dan mengamalkannya. Dan berlepas diri dari syirik dan pelakunya, maka dia adalah MUSLIM”. (Lihat: Majmu’ Muallafaat As syaikh / Rasaail Syakhshiyyah: 5/ 213).

Wallahu a’lam



Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top